Selasa, 25 Juni 2013

Laporan Kimia- Proses Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi

MA Negeri Batam
Praktikum I Kelas XI IPA Semester II
2012/2013

I.                   Judul                    : ”Proses Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi ”
Praktikan               : Nurrahmah
Nomor Absen        : 13
Kelas                     : XI IPA
Tanggal                 : 12 Juni 2013
II.                Tujuan Praktikum
Mengamati pembuatan koloid dengan cara peptisasi dengan menggunakan jeli atau agar-agar.
III.             Dasar Teori (referensi buku)
A.    Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Gel merupakan system kolois setengah kaku dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Gel akan terbentuk jika suatu sol yang fase terdispersinya mengabsorbsi medium pendispersinya sehingga terbentuk system koloid yang agak padat.
Macam-macam pembuatan koloid :
1.      Cara kondensasi
Cara yang dilakukan dengan cara melalui reaksi-reaksi kimia, sepert reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan reaksi pergantian pelarut.
a.       Redoks
Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
b.      Hidrolisis
Reaksi suatu zat dengan air.
c.       Dekomposisi Rangkap
d.      Pergantian Pelarut

2.      Cara disperse
Dengan cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
a.       Cara Mekanik
Pada cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium disperse.
b.      Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polopeptida) yang dikatalis oleh enzim pepsin.
3.      Cara busur bredig
Digunakan untuk membuat sol-sol logam.

B.     Agar-Agar
Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk.
Histeresis adalah gejala yang dimiliki oleh agar-agar dan sejumlah bahan gel lainnya, yang berhubungan dengan suhu transisi fase padat-cair. Agar-agar mulai mencair pada suhu 85 °C dan mulai memadat pada suhu 32-40 °C.

IV.             Alat dan Bahan
a.      Alat yang digunakan
Nama Alat
Jumlah
Panci
1 buah
Sendok
1 buah
Cetakan jeli
 10 buah
Kompor
1 buah

b.      Bahan yang digunakan
Nama Bahan
Jumlah
Bubuk jeli
30 gr
Air
600 mL
Gula
½ gelas

V.                Cara Kerja
Mengamati reaksi pada pembuatan koloid dengan cara peptisasi
a.       Masukkan  air sebanyak 600 ml menggunakan panci.
b.      Setelah itu masukan bubuk jeli dan gula pasir ½  gelas.
c.       Aduk hingga merata agar dan pastikan bubuk jeli tidak menggumpal.
d.      Panaskan campuran tadi hingga mendidih.
e.       Angkat panci dari atas kompor.
f.       Masukan adonan kedalam cetakan jeli
g.      Diamkan sebentar hingga dingin

VI.             Data hasil  Pengamatan
Campuran agar-agar (zat padat yang terdispersi) dengan air (zat cair pendispersi) yang menghasilkan koloid berupa gel.
Pemanasan dilakukan untuk mempercepat pembuatan koloid

VII.          Kesimpulan
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair.
Proses pemanasan pada agar-agar dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis koloid emulsi padat dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air agar menjadi partikel koloid.


4 komentar: